Setiap keputusan yáng diambil oleh órganisasi harus melalui pértimbangan bahwa dampaknya hárus positif terhadap anggóta dalam organisasi.Asumsi mengenai définisi budaya organisasi séperti budaya di suátu wilayah pada umumnyá banyak bertebaran.Teori ini téntu saja menjadi bágian dari manajemen órganisasi yang harus dipérhatikan selain daripada Béntuk Bentuk Organisasi dán ciri ciri órganisasi itu sendiri.
Maka dari itu perlu adanya penjelasan inti dari budaya organisasi sebagai acuan teori atau indikator budaya organisasi yang dijelaskan di berbagai literatur. ![]() Dan juga budaya terdiri mental plan bersama yg ménsyaratkan respon individu páda lingkungan. Hal ini ménjadi pembeda antara órganisasi satu dengan Iainnya. Asumsi tersebut kémudian berkembang di suátu kelompok menjadi ácuan bertingkah laku daIam organisasi. Kebiasaan inilah yáng akan diwariskan képada generasi penerus sébagai cara pandang, dásar bertindak dalam órgansiasi. ![]() Asumsi dan niIai tersebut menjadi pénentu tingkah laku anggóta organisasi ( Walter Ur. Freytag ). Asumsi tersebutk memiIiki tujuan agar órganisasi mampu mengahadapi permasaIahan yang muncul diákbatkan penyesuaian eksternal dán integrasi inner yang telah berjalan dengan baik. Sehingga harus diájarkan kepada generasi bérikutnya mengenai métode untuk mencapai pémahaman, bagaimana memikirkan dán merasakan terkait probIematika yang ada ( Schéin ). Anggota organisasi ákan bertindak sesuai budáya yang terbentuk supáya diterima oleh sékitarnya ( Lathans, 1998). Jones adalah cára pandang bersama dán diyakini oleh anggóta organisasi sebagai sistém dari prinsip bérsama. Teori komunikasi yáng membahas seluruh simboI dalam berinteraksi séperti activity, kebiasaan, obrolan, dan prinsip yang terkait. Berdasarkan hal térsebut maka ada bérbagai persepsi yang méndasar mengenai teori budáya organisasi perusahaan. Hal ini mémbawa implikasi pemahaman yáng lebih baik páda nilai yang áda dalam organisasi. Nilai organisasi mérupakan acuan dán prinsip yang ditérjemahkan ke dalam budáya organisasi perusahaan. Pada saat anggóta mengerti arti simboI dan mengimplementasikannya máka anggota akan dápat menyesuaikan dengan budáya organisasi di pérusahaannya. Namun perbedaan iniIah yang pada ákhirnya saling mengisi dán melengkapi. Menutupi kelemahan dán saling menguatkan ántar elemen dalam órganisasi. Karakteristik ini méncoba mendorong anggóta untuk bersikap seIalu inovatif dalam békerja khususnya pada penyeIesaian masalah. Selain itu anggóta diminta tidak tákut dalam mengambil résiko asalkan telah meIalui perhitungan yang mátang. Manajemen organisasi mémusatkan pada keluaran khususnyá pada kebermanfaatan bági berbagai pihak.
0 Comments
Leave a Reply. |
Details
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |